membawanya turun beruntun
daku berdiri sendiri di tengah
memijakkan kaki di tanah yang basah
sedang orang-orang berteduh
mengaduh sampai gaduh
sekeliling serasa berpusing
dengan suara bising
tak sengaja mataku tuju satu
gadis jubah abu ku tatap sendu
matanya yang jua sayu menggugahku
biar pikiranku saat ini tentangmu
untuk keindahan yang tersematkan pada senyummu
biar pula aku menjadi patung-membisu
kebisuan kosong seakan menggagahiku dengan perkasa
ingin aku mengambil pisau untuk menghunus jantungku
biar mampus sekalian !
ketimbang bimbang tak hilang jua
sesampainya gerimis berhenti
embun pun pulang kembali
semuanya dikembalikan
bersama angin berkabut yang menricuhkan
hingga kenyataan memenggal kebisuan
mengeyahkan bimbang nan hengkang
terbang menghilang di langit senja penuh kabut Kaliurang
Kaliurang, 13 Oktober 2012